Tahukah anda bahwa perkembangan teknologi jaman sekarang ini selain membawa keuntungan dan mempermudah pekerjaan manusia, ternyata terdapat dampak negatif yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kita semua di dalam segala segala bidang kehidupan, Jika dilihat dari segi kesehatan, kami mengambil contoh: virus
komputer yang merambah manusia. Kejadian ini memang senyatanya. Yakni,
komputer yang terlihat bersih, rupanya banyak mengandung virus yang bisa
menyebabkan sakit pada manusia pemakainya.
Salah satu virus yang bisa
menular melalui perantaraan keyboard dan mouse komputer adalah penyakit
infeksi perut. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat
(AS). Lembaga penelitian tersebut mengklaim bahwa dari hasil penelitian
terhadap 314 siswa dan 66 staf pada suatu sekolah di Washington DC,
sebanyak 103 orang diketahui jatuh sakit. Mereka yang sakit, yakni 79
murid dan 24 staf disebutkan menderita penyakit itu setelah menggunakan
piranti komputer. Shua Chai, salah satu dokter dari Pusat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit AS, menyebutkan bahwa ini adalah kali pertama
sebuah penelitian mengungkap keyboard dan mouse menjadi sumber
penyebaran virus. Ia juga menyebutkan lebih lanjut, bahwa virus infeksi
penyebab diare ini sering kali menyebar saat musim dingin dan kerap
memakan korban di lingkungan sekolah, tempat kerja, serta kapal
pesiar.Virus tersebut, diklaim dapat bertahan di permukaan sebuah benda
selama beberapa hari. Shua menyebut, demi mencegah infeksi virus,
sebenarnya sangat mudah. Yakni, kita hanya perlu mencuci tangan dengan
sabun setelah menggunakan objek yang digunakan bersama, seperti keyboard
dan mouse. (Sumber : http://www.andriewongso.com/awartikel-954-AW_Corner-Gps_Berbahaya-). Selain
itu, juga terdapat earphone yang dapat merusak pendengaran amnusia.
Jika sedang ingin mendengarkan musik secara pribadi, menggunakan
earphone memang jadi langkah paling mudah. Tinggal pasang kabel ke
pemutar musik, maka alunan lagu yang ingin kita dengar, sekencang
apapun, tak kan mengganggu sekitar. Apalagi, saat ini, pemutar musik
mini bisa kita dapati dengan mudah, mulai dari yang berwujud handphone
hingga MP3 player. Tak heran, pemutar musik seperti iPod menjamur di
mana-mana. Tapi, jika sudah asyik mendengarkan musik sendirian,
berhati-hatilah. Ternyata, gendang telinga bisa terganggu jika terlalu
lama mendengarkan musik dengan earphone. Bahkan, dalam sebuah penelitian
yang dilansir oleh seorang seorang pakar akustik dari Perancis,
seperlima remaja Perancis mengalami gangguan pendengaran yang salah
satunya disebabkan oleh karena mereka mendengarkan musik yang terlalu
kencang via pemutar musik portable seperti MP3 atau yang lainnya. Untuk
itu, jika Anda ingin tetap mempunyai pendengaran yang bagus, di sarankan
untuk sesegera mungkin mengurangi level suara di earphone jika
mendengarkan musik. Sebab, jika terlanjur sering mendengarkan suara
musik yang terlalu keras, telinga akan terbiasa sehingga sangat sulit
untuk mengecilkan level suara. (Sumber : http://www.andriewongso.com/awartikel-967-AW_Corner
Earphone_Merusak_Pendengaran). Selain itu perlu diketahui bahwa
bekerja dengan komputer ternyata dapat mengalami penyakit akibat kerja
yang berasal dari layar monitor. Mata adalah organ tubuh yang paling
mudah mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan
bola mata ke layar monitor. Tampilan layar monitor yang terlalu terang
dengan warna yang panas seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan
lebih mempercepat kelelahan pada mata. Selain dari itu, pantulan cahaya
(silau) pada layar monitor yang berasal dari sumber lain seperti
jendela, lampu penerangan dan lain sebagainya, akan menambah beban mata.
Pencahayaan ruangan kerja juga berpengaruh pada beban mata. Pemakaian
layar monitor yang tidak ergonomis dapat menyebabkan keluhan pada mata.
Berdasarkan hasil penelitian, 77 % para pemakai layar monitor akan
mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata,
mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan
katarak mata. Bila operator komputer menggunakan soft lens (lensa mata),
kelelahan mata akan lebih cepat terasa, karena mata yang dalam keadaan
memfokuskan ke layar monitor akan jarang berkedip sehingga bola mata
cepat menjadi kering dan ini menyebabkan timbulnya gesekan antara lensa
dan kelopak mata. Ruang berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan
tersebut, karena udara ruangan ber AC akan kering sehingga air mata
akan ikut menguap. Di sisi lain juga terdapat kebisingan yang tinggi
yang dapat mempengaruhi syaraf manusia dan hal ini dapat berakibat pada
kelelahan maupun rasa nyeri. Adapun batas kebisingan yang diizinkan
untuk bekerja selama kurang dari 8 jam per hari adalah 80 dB. Sedangkan
ruang kerja yang ideal adalah dengan kebisingan sekitar 40 - 50 dB.
Apabila di dalam ruang kerja terdapat mesin pendingin (AC), maka
kebisingan akan bertambah selain dari suara printer. (http://www.elektroindonesia.com/elektro/komput6.html).
Sekarang banyak sekali
operator yang muncul yang menawarkan berbagai kemudahan dalam
berkomunikasi, mulai dari tarif yang super murah sampai pada free talk. Dari
studi empiris yang dilakukan, penggunaan telepon dalam waktu yang lama
akan mengakibatkan jaringan pada otak manusia terganggu. Dari penggunaan
berbagai macam alat digital ini kita juga semakin susah untuk mengingat
hari-hari penting kerabat atau orang-orang terdekat kita karena selalu
mencatatnya pada alat tersebut. Jika anda ditanya oleh seseorang tanggal
ulang tahun kakak atau orang tua anda belum tentu anda mengingatnya
bukan? Dengan kata lain, teknologi membuat kita semakin malas untuk
mengingat sesuatu yang sebenarnya bisa kita ingat dengan mudah. Begitu
juga dengan PC yang kita miliki, saking merasa nyaman dengan PC kita
dapat melakukan pekerjaan kita dimana pun kita berada tanpa perlu
dibatasi dengan waktu, tempat, dan sebagainya. Tetapi, kita juga dapat
merasakan dampak negatif dari penggunaan PC tersebut, kita jadi kurang
bersosialisasi dengan masyarakat di luar lingkungan kita. Padahal, kalau
kita berada di dalam dunia pekerjaan, kita pasti memerlukan connection dengan orang atau pun dengan perusahaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang kita jalani saat ini. (Sumber : http://amanmbojo.wordpress.com/2007/09/18/teknologi-dan-pengaruhnya-dalam-kehidupan-sehari-hari/)
Selain dari segi kesehatan,
terdapat pula dari segi yang berdampak pada kehidupan sosial dan
psikologis manusia, yakni Pergeseran atau penggantian manusia (displacement, subtitution), misalnya fungsi otot-otot besar manusia yang di dalam pekerjaannya diganti oleh teknologi, sehingga manusia mengalami atrofi atau dapat pula otaknya digantikan sehingga terjadi atrofi
mental. Bahkan mungkin seluruh fungsi manusia diganti oleh robot,
sehingga tergeser dari pekerjaannya; Kebebasan terkekang, dalam banyak
hal kita harus menyesuaikan diri dengan alat-alat dan sistem. Waktu
mengatur pekerjaan kita meskipun bertentangan dengan kronobiologi atau
irama biologi kita. Hasil pekerjaan yang utuh tidak bisa dinikmati,
karena pekerjaan yang sudah terfragmentasi dan monoton. Informasi yang
dapat diolah semakin banyak, tetapi saluran untuk mengungkapkan
informasi tersebut semakin sedikit; Kepribadian terhimpit, karena
pengaruh informasi yang sifatnya global maka manusia cenderung menjadi
manusia yang terpengaruh oleh isue-isue global, sementara kultur,
nilai-nilai lokal menjadi semakin terkikis; Objektifitas manusia (dehumanisasi),
manusia dianggap sebagai hal yang obyektif, diurai-urai hanya hal-hal
yang dapat diukur atau dihitung saja, sedangkan yang lain dianggap
periferal dan tidak menjadi pertimbangan dalam usaha-usaha pengembanan,
pendidikan dan peningkatannya; Mentalitas teknologi, hal ini tercermin
pada kepercayaan yang berlebihan pada alat (teknosentris),
seolah-olah segala sesuatu dapat dipecahkan oleh pekerjaan dan sesuatu
akan lebih meyakinkan kalau dilakukan dengan peralatan dan disertai
angka-angka. Hal ini yang sudah biasa atau mudah diperhitungkan masih
memerlukan bantuan penelitian eksperimen; Penyeimbangan kembali yang
tidak adaptif, dalam rangka mengembalikan keseimbangan yang terganggu
oleh teknologi. Orang kadang lari dari kenyataan hidup dengan
menggunakan obat-obatan seperti narkotika, psikotropika dan mencari
kekuatan dengan mengumpulkan barang-barang status (positional goods)
untuk mengkompensasi adaptasi yang gagal; Krisis teknologi, berbagai
krisis yang melanda dunia abad ini terutama disebabkan oleh perkembangan
teknologi yang terlalu cepat, sehingga proses adaptasi dan integrasi
tidak sempat dilakukan. Akibatnya terhadap individu ialah technostress,
penyakit urban, penyakit peradaban.
Selain itu dari segi budaya, yakni meningkatnya kriminalitas dunia maya (Cybercrime),
perkembangan teknologi informasi telah memunculkan trend kriminalitas
baru di dunia maya, pembobolan kartu kredit, penipuan-penipuan dengan
menggunakan sarana internet, dan pembajakan-pembajakan software menjadi PR bagi penegak hukum untuk mengatasinya (http://209.85.175.104/search?q=cache:SWuzD9EdZpgJ:adab.uin-suka.ac.id/file_ilmiah/TI_PERUBAHAN%2520SOSIAL.doc+dampak+negatif+teknologi+dalam+pekerjaan&hl=id&ct
=clnk&cd=6&gl=id)
Sekarang kembali lagi
kepada penggunanya sendiri bagaimana mengimplementasikan teknologi dalam
kehidupannya sehari-hari, teknologi yang seyogyanya diciptakan untuk
membantu manusia jangan sampai malah membuat manusia menjadi pemalas
dalam hal-hal kecil dan seharusnya dapat membuat kalitas kehidupan
manusia tersebut menjadi lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar