Rabu, 11 Juni 2014

Jadi ”item” deh…

Hari gini nga “menyentuh keyboard”..?? rasanya ANEH..!! Semua orang di dunia ini udah nga bisa dipisahkan dengan “si cermin datar dan keyboard laptop atau komputer”.. Dalam bekerja di kantor, dalam mengerjakan tugas di sekolah atau kampus, ataupun bermain game online..
Kapanpun dan dimanapun.. Jari - jari tangan pasti “bersentuhan” dengan keyboard..Ternyata hal ini membawa dampak negatif bagi mereka.. Dampak yang mereka rasakan pada awalnya adalah rasa pegal dan ngilu di daerah sekitar pergelangan dan jari tangan.. Lalu, perubahan warna kulit yang mulai gelap atau menghitam.. Akan tetapi, dampak - dampak tidak diperhatikan dengan cermat oleh mereka.. Dan pada akhirnya, mereka merasakan dampak yang lebih parah lagi, ada yang tidak bisa memegang bolpen dalam waktu yang lama, urat lengan tangan selalu ngilu pada saat mengangkat beban berat, dan lain lain.. Hal ini juga dialami Ana (21), mahasiswi yang selalu menggunakan laptop dalam kesehariannya..” Pertamanya sich, aku nga sadar kalo pergelangan tangan aku suka pegel-pegel, ngilu, dan terkadang tiba2 nyeri.. Dan sakitnya ini, biasa terjadi pada saat sedang bermain laptop atau sesudahnya.. Trus, terkadang warna kulit di sisi luar pergelangan tangan mulai berwarna gelap, malah pernah mulai terlihat menghitam.. Aku cuekin aja, kirai kena kotoran apa gitu atau memang lagi pegel-pegel aja.. Jadi, cuma di urut-urut aja palingan.. Ilang sich sakitnya, tapi lama-lama sakitnya makin sering.. Suatu hari, aku lagi iseng-iseng browsing internet dan ada iklan tentang sakit yang diderita oleh penggila game online.. Iseng–iseng aku baca.. Dan terjawab sudah kenapa pergelangan tanganku sering sakit.. Nama penyakitnya ternyata Repetitive.. Sebut saja namanya “Abud”, saking seringnya bermain game online yang otomatis pake keyboard, sampai-sampai dia nga bisa buka pintu hanya dengan satu tangan, jadi harus dua tangan.. Dan ini udah nga ada obatnya, selain mengurangi frekuensi penggunaan keyboard..Ternyata penyakit ini sudah menyebar di Amerika. Sampai-sampai Amerika mendirikan rumah sakit yang khusus merawat para penderita Repetiv. Penyakit ini memang tidak bisa sembuh 100%.. Hanya bisa mengurangi rasa sakit dan perlahan - lahan memulihkan kembali efek yang dialami para penderitanya melalui terapi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar